MAJALAH.NET, Ikhwan Wahyudi, Speaker Orgen Baralek – Selain memenuhi salah satu kewajiban seorang muslim yaitu memenuhi undangan, ternyata baralek juga dapat merusak kesehatan.
Lho kok bisa ? Ya tentu saja, jika setiap minggu menghadiri undangan baralek full orgen 100 persen dan dua pula dalam sehari maka siap-siap setelah itu ke dokter THT.
Pasalnya kebiasaan mendengarkan suara yang memiliki volume keras dapat merusak pendengaran. Apalagi jika suara speaker orgen itu lebih dari 85 dB.
Saya tidak tahu apa alasan orang baralek memasang hiburan dengan suara sedemikian keras. Bukannya menghibur yang ada malah menyiksa dan akan semakin sempurna jika yang menyanyi adalah tipe-tipe jayen dalam film Doraemon.
Cobalah duduk di dekat speker, menggelegar bunyinya, kalau pun kita bicara harus berteriak-teriak.
Bukankah hakikat hiburan itu membuat hati jadi senang dan tenang. Tapi yang terjadi sebaliknya dengan tinggi dua meter dan daya jangkau hingga tiga kilometer, speaker orgen bisa menjelma jadi penunjuk jalan bagi tamu yang datang.
Akhirnya hiburan menjelma menjadi polusi suara dan akan semakin tragis jika itu berlangsung hingga subuh.
Setelah saya melakukan riset kecil-kecilan soal suara orgen baralek sebenarnya cukup dengan dua speaker saja untuk kiri dan kanan.
Dengan demikian suaranya akan sopan terdengar di telinga, hiburan dapat dan tamu tetap bisa dengan asyik mengobrol dan bersilaturahmi dengan tuan rumah.
Baralek akan menjadi lebih guyub dan hangat karena komunikasi lancar dan tetap dapat hiburan.
Selain itu akan meringankan beban tukang orgen. Tak perlu bawa speaker satu pick up. Hemat listrik, biaya hingga tenaga angkut. Ini baralek soalnya bukan konser musik.
Nah Asosiasi Orgen Tunggal Indonesia (Asoti) perlu memikirkan ulang soal speaker ini.
Selain itu prinsip Kementerian Kesehatan akan lebih efektif yaitu mencegah lebih baik daripada mengobati sehingga dokter THT bahagia karena masyarakat pendengarannya paripurna.
Speaker Orgen Baralek Oleh Ikhwan Wahyudi