BEBERITA.COM, – Plat Nomor dan SIM Oleh Ikhwan Wahyudi, Sekitar tiga bulan lalu saya membayar pajak sepeda motor lima tahunan yang artinya juga sekaligus menukar dengan plat nomor polisi yang baru.
Ternyata oh ternyata, walaupun motor saya sudah terbilang remaja kali ini ada kebijakan baru yaitu warna plat nomor yang dulu hitam dengan angka berwarna putih, sekarang berganti jadi berwarna putih.
Karena biasanya plat nomor putih identik dengan mobil baru, maka sensasi pakai plat nomor putih diawal-awal sudah membuat hati senang, motor boleh remaja, tapi plat nomor baru, warna putih pula lagi.
Tapi setelah saya terima dan pasang plat nomor tersebut ada persoalan klasik berulang sekali lima tahun yang saya jumpai.
Harus diakui kualitas plat nomor yang dibuat oleh Samsat itu, bagi mereka penganut paham perfeksionis amat jauh dari kata sempurna.
Karena warna dasarnya putih dan warna pada angka hitam catnya kurang rapih, ada tetesan cat hitam ke badan plat yang berwarna putih.
Belum lagi saya agak sedikit kesal dengan petugas yang bekerja asal, bulan jatuh tempo saya adalah 07 eh dibuat 04, Akhirnya di plat yang sama ditimpa di angka 04 itu cetakan angka 07 dan kembali warna hitam belepotan.
Artinya dilihat dari sisi estetika pada pelajaran keterampilan di SD atau SMP, dipastikan guru hanya sanggup memberi nilai paling tinggi lima dengan segala kemurahan hati.
Akibat kurang memuaskannya kualitas plat nomor itu ada mereka yang jeli menangkap peluang bisnis menjadi tukang buat plat nomor, dengan standar yang lebih rapih dan keren. Harga plat nomor di pinggir jalan itu Rp50 ribu satu.
Namun tentu akan lebih afdhol jika tukang cetak plat nomor di samsat diajak studi banding ke pabrik-pabrik modern perakitan mobil seperti Astra.
Di pabrik itu telah lama diterapkan prinsip 5 S yang pertama kali diperkenalkan di Jepang karena pabrik yang menerapkan program 5S akan terlihat bersih dan teratur. Orang Jepang berpikir keadaan yang berantakan akan menyembunyikan masalah.
Program 5S itu adalah seiri (pemilahan),seiton (penataan), seiso (pembersihan), (seiketsu) penjagaan kondisi yang mantap dan shitsuke atau penyadaran diri akan kebiasaan yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan dengan baik.
Kalau di bahasa Indonesia jadi lima R yaitu Ringkas, Rapi, Resik, Rawat dan Rajin. Oleh sebab itu Dinas Pendapatan Daerah perlu membawa para operator cetak plat studi banding ke Jakarta agar pembayar pajak kian puas sehingga lahirnya pelayanan prima sesuai prinsip service excellent.
Kemudian yang kedua, setelah saya sadari ternyata sejak pertama kali membuat SIM baik motor maupun mobil sejak 2005 atau 17 tahun lalu,bsaya tak pernah puas dengan foto yang ada di SIM itu.
Saya yakin sebagian besar orang juga tak puas melihat fotonya yang ada di SIM. Memang sih foto SIM tak boleh pakai aplikasi 360 atau super beauty.
Namun setampan-tampannya Reza Rahadian atau Jefri Nicol saya rasa foto mereka akan down grade pas di SIM. Dan saya rasa itu salah satu alasan orang malas membuat SIM atau memperpanjang SIM yang habis, karena hanya membuat orang kesal memandang wajah sendiri pada SIM yang disimpan dalam dompet.
Akar masalahnya ada dua, pertama wajah kita terlalu dekat dengan kamera sementara lensa yang dipakai adalah kamera standar yang akhirnya wajah menjadi lebar.
Lalu petugas juga tidak manenggang dan asal foto saja, menyuruh kita lebih dekat ke depan, terus ..terus padahal kita belum siap eh sudah difoto dan tidak pernah pula minta persetujuan atau memperlihatkan kepada kita ini hasil fotonya sehingga kita hanya bisa pasrah.
Untuk ini saya punya saran, para operator foto SIM perlu mengikuti pelatihan fotografi dasar dan memperhatikan kepuasan pembuat SIM dengan meminta persetujuan foto wajah yang diambil.
Kalau soal pelatihan fotografi dasar saya punya banyak teman yang jago-jago dan gampang lah itu. Lalu yang terpenting adalah mintalah pendapat pembuat SIM ini hasilnya karena kalau kita foto di studio pasti diperlihatkan dulu sampai puas.
Dan foto SIM dengan studio sama saja karena sama-sama membayar. Biaya SIM include di dalamnya foto SIM sehingga ini perlu menjadi pertimbangan pihak terkait sehingga kesadaran orang membuat SIM menjadi lebih tinggi.
Atau apa perlu studi banding juga ya keluar negeri, karena kabarnya SIM di Amerika atau Eropa fotonya keren-keren.
Mengapa studi banding? karena kita adalah bangsa pembelajar dan apa pun persoalan yang ada di negara ini salah satu solusinya adalah belajar melalui studi banding. ( Plat Nomor dan SIM )